JAKARTA, 30 NOVEMBER 2020 – Dalam menjalankan operasional bisnis di tengah pandemi, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), sebagai BUMN pengembang dan pengelola destinasi pariwisata The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika, NTB, secara konsisten menerapkan protokol Kesehatan di kawasan-kawasan pariwisata yang dikelolanya, sesuai Panduan Pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).Konsistensi tersebut berbuah hasil dengan diperolehnya Sertifikat CHSE Kemenparekraf untuk ruang lingkup Daya Tarik Wisata bagi kawasan The Nusa Dua, Bali. Dengan diperolehnya Sertifikat CHSE dari Kemenparekraf berarti bahwa The Nusa Dua telah lolos penilaian dan verifikasi oleh Lembaga Sertifikasi serta dinyatakan telah menjalankan standar-standar penerapan CHSE yang telah ditetapkan.Penyerahan Sertifikat CHSE tersebut dilakukan oleh Menparekraf Wishnutama Kusubandio dan diterima oleh Direktur Pengembangan ITDC Ema Widiastuti di sela kegiatan Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang berlangsung di The Westin Resort, The Nusa Dua, Bali pada hari Kamis (26/11/2020) lalu. Pada saat yang bersamaan, Menparekraf juga menyerahkan Sertifikat CHSE kepada empat tenant The Nusa Dua yaitu The Westin Resort Nusa Dua, St. Regis Bali Resort, Kagura Authentic Japanese Cuisine, dan Bali Collections.Direktur Pengembangan ITDC Ema Widiastuti mengatakan, “Hari ini, kami menyatakan bahwa The Nusa Dua, Bali, salah satu destinasi yang kami kelola, secara resmi telah menerima Sertifikat CHSE. Kami berterima kasih kepada Kemenparekraf yang telah memberikan Sertifikat CHSE kepada The Nusa Dua. Bagi kami, sertifikat ini merupakan salah satu wujud apresiasi atas upaya keras kami dalam menjalankan bisnis pariwisata dengan menerapkan protokol kesehatan, sekaligus bentuk dukungan Kemenparekraf agar The Nusa Dua sebagai salah satu destinasi wisata unggulan dapat kembali bangkit dan menjadi motor penggerak pemulihan pariwisata Indonesia, khususnya di daerah Bali”.Ema menambahkan bahwa pengoperasian The Nusa Dua dengan didukung penerapan protokol kesehatan yang ketat merupakan sebuah keharusan. Karena faktor kesehatan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam menjalankan bisnis di tengah kondisi saat ini. Penerapan protokol kesehatan di The Nusa Dua dapat menjadi daya tarik sekaligus mampu meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk kembali berkunjung.Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita menjelaskan, “Kami sangat gembira atas Sertifikat CHSE yang diperoleh empat tenant The Nusa Dua yaitu The Westin Resort Nusa Dua, St. Regis Bali Resort, Kagura Authentic Japanese Cuisine, dan Bali Collections. Di luar empat tenant tersebut, ada sebanyak 17 tenant The Nusa Dua (15 hotel dan 2 fasilitas) yang telah mengikuti uji sertifikasi dan tinggal menunggu penyerahan Sertifikat CHSE dari Kemenparekraf. Sehingga total ada 17 Hotel dengan jumlah kamar tersedia sebanyak 4745 kamar serta empat fasilitas di The Nusa Dua yang telah menerapkan protokol kesehatan tersertifikasi dan siap menerima kunjungan wisatawan.”.Hal ini, imbuh I Gusti Ngurah Ardita, menunjukkan semangat kebersamaan dan saling pengertian antara ITDC dan Tenant The Nusa Dua untuk bahu membahu, bekerjasama membangkitkan pariwisata The Nusa Dua melalui penerapan protokol kesehatan secara konsistenSelain mendapatkan Sertifikat CHSE dari Kemenparekraf, kualitas standar pelaksanaan protokol kesehatan yang diterapkan di kawasan The Nusa Dua juga telah lulus uji verifikasi dan tersertifikasi dengan diperolehnya Sertifikat Sertifikasi Tatanan Kehidupan Era Baru untuk Kawasan Nusa Dua dari Pemprov Bali pada Agustus lalu. Sebagaimana diketahui, penerapan protokol kesehatan di Kawasan The Nusa Dua berlangsung mulai dari penerimaan tamu di pintu gerbang utama The Nusa Dua hingga dalam kawasan. Di pintu gerbang utama The Nusa Dua dilakukan pemeriksaan kendaraan dan pengunjung, pemeriksaan identitas diri dan reservasi tempat yang dituju yang merupakan salah satu syarat masuk ke Kawasan The Nusa Dua. ITDC akan memastikan wisatawan menggunakan masker selama beraktivitas dalam kawasan, selalu mencuci tangan dengan teratur dan melakukan physical distancing. Untuk memastikan pelaksanaan physical distancing, ITDC menerapkan crowd management dengan membatasi jumlah pengunjung di suatu lokasi maksimal 25 orang, dan menerapkan Queue and Interaction Management dengan mengatur jarak antrian pengunjung sehingga dapat mencegah penumpukan pengunjung. ITDC juga menggunakan sistem cashless berupa penggunaan sistem QRIS untuk transaksi wisatawan di seluruh area The Nusa Dua sehingga mengurangi interaksi melalui sentuhan. Selain menggunakan QRIS, pengunjung dapat menggunakan debit dan kartu kredit semua Bank, E – Wallet, E – Money semua bank, dan Online Channel untuk bertransaksi.Selain itu, fasilitas penunjang pelaksanaan protokol kesehatan juga telah disiapkan didalam kawasan antara lain tempat cuci tangan sebanyak 5 lokasi, signage physical distancing sebanyak 14 titik dan toilet. Untuk memastikan tingkat hygiene kawasan, kegiatan penyemprotan disinfektan juga dilakukan secara rutin dan terjadwal sebanyak 2 kali sehari. Sebagai pengelola kawasan, ITDC juga terus memberikan himbauan kepada tenant dan pengunjung agar selalu menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan konsisten.”Diperolehnya Sertifikat CHSE bagi The Nusa Dua dan empat tenant serta telah dilakukannya uji sertifikasi bagi tenant lain The Nusa Dua semakin menunjukkan bahwa kawasan kami merupakan destinasi wisata yang layak menjadi pilihan masyarakat untuk berlibur di tengah era tatanan kehidupan baru, dan kami harapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berwisata dan menginap disini. Kami optimistis, apabila terjadi peningkatan kunjungan wisatawan, kegiatan operasional yang dibarengi penerapan protokol kesehatan ketat yang kami terapkan akan mampu menjaga kawasan The Nusa Dua tetap menjadi destinasi pariwisata yang steril dari penularan COVID-19," tutup I Gusti Ngurah Ardita.
Read MoreJakarta, 13 November 2020 - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development (ITDC) mengangkat jajaran Direksi ITDC untuk lima tahun ke depan.Sesuai Surat Keputusan (SK) Menteri BUMN Nomor: SK-363/MBU/112020 tanggal 13 November 2020 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, Pemegang Saham mengangkat kembali Abdulbar M. Mansoer sebagai Direktur Utama Perseroan dan mengangkat nama-nama berikut sebagai Anggota Dewan Direksi ITDC: Nugdha Achadie sebagai Direktur Keuangan dan Strategi, Taufik Hidayat sebagai Direktur Teknik dan SDM, Ema Widiastuti sebagai Direktur Pengembangan Bisnis, serta Arie Prasetyo sebagai Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis.Selain mengubah nomenklatur jabatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan, melalui SK yang sama Pemegang Saham juga mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Nusantara Suyono sebagai Direktur Keuangan dan Strategi Perusahaan ITDC, Ngurah Wirawan sebagai Direktur Konstruksi dan Operasi, serta Erwin Darmasetiawan sebagai Direktur Pengembangan.Pemegang Saham juga melakukan pemberhentian dan pengangkatan anggota Dewan Komisaris ITDC. Melalui SK Menteri BUMN Nomor SK-364/MBU/11/2020 tanggal 13 November 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Perusahan Perseroan (Persero) PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, Pemegang Saham mengangkat Ricky Joseph Pesik sebagai Komisaris Utama ITDC, dan mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Dadang Rizki Ratman sebagai Komisaris Utama ITDC yang telah habis masa jabatannya.Penyampaian SK dilakukan secara virtual melalui video conference oleh Plt. Asdep KLP Kementerian BUMN Endra Gunawan, yang dihadiri oleh jajaran KLP KBUMN, serta Komisaris dan Direksi ITDC lama dan baru.Dengan demikian, susunan manajemen ITDC adalah sebagai berikut:Dewan Direksi- Direktur Utama: Abdulbar M. Mansoer- Direktur Keuangan dan Strategi: Nugdha Achadie - Direktur Teknik dan SDM: Taufik Hidayat- Direktur Pengembangan Bisnis: Ema Widiastuti- Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis: Arie PrasetyoDewan Komisaris:- Komisaris Utama: Ricky Joseph Pesik- Komisaris: Zainal Mutaqin- Komisaris: Irzani- Komisaris Independen: Ulin Ni’am Yusron
Read MoreTHE MANDALIKA, 13 NOVEMBER 2020 – PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika Lombok, NTB,melakukan penanaman pohon di zona barat The Mandalika sebagai bentuk program penghijauan dan mitigasi bencana memasuki musim penghujan. Penanaman pohon dilakukan bersama dengan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan pemerintah daerah bertempat di Kuta Beach Park dan West Gate (Pintu Masuk Barat The Mandalika) The Mandalika.Kegiatan penanaman pohon ini dilaksanakan secara simbolis bersamaan dengan kunjungan Kepala Badan Penanganan Bencana Nasional (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo yang didampingi oleh jajaran dari BNPB, yang disambut oleh Gubernur NTBZulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, Kapolda NTB Irjen Pol Mohammad Iqbal, Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, beserta Sekertaris Daerah Kabupaten Lombok Tengah Idham Khalid beserta jajaran pemerintah daerah dan perwakilan dari ITDC yaitu Managing Director The Mandalika I Wayan Karioka beserta jajaran manajemen The Mandalika. Adapun pohon yang ditanam di wilayah zona barat The Mandalika dan dilakukan secara bertahap merupakan bantuan yang diberikan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero), pengelola Bandara Internasional Lombok PT Angkasa Pura I (Persero), Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) NTB, serta beberapa diantaranya disediakan oleh ITDC. Pohon-pohon tersebut terdiri dari 1.600 pohon Bougenville, 46 pohon Kamboja Putih, 28 pohon Anggur Laut, 31 pohon Trembesi, 30 pohon Palm Waregu, 5 pohon Flamboyan, 10 bibit Tabebuya, 5 bibit Ketapang Kencana, dan 8 pohon Nyamplung.Kepala BNPB RI Letjen Doni Monardo menyampaikan, “Kami ucapkan terima kasih kepada ITDC yang telah bekerjasama dengan kami dalam membangun konsep mitigasi bencana alam yang terpadu di Kawasan The Mandalika. Dalam upaya semakin mendukung mitigasi yang baik, pada kegiatan ini kami ingin menekankan salah satu langkah mencegah bencana dengan penanaman pohon untuk konservasi lingkungan yang juga bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Saya lihat pemilahan pohon disini sudah bagus, tinggal ditambah saja jumlahnya. Nanti kami akan bantu juga untuk penambahan bibit pohon akar wangi untuk dapat ditanam di daerah Mandalika. Penanaman pohon ini agar dibantu juga oleh tim Batalyon-742.”.Managing Director The Mandalika I Wayan Karioka menyampaikan, “Kami berterima kasih atas dukungan dari PLN, AP I, TNI, KLHK dan juga BNPB bagi pengembangan kawasan The Mandalika, khususnya dalam memenuhi masterplan dan layout kawasan yang telah kami rancang, yaitu 60% dari kawasan ini merupakan ruang terbuka hijau.”.ITDC juga berharap kegiatan ini dapat mengedukasi masyarakat secara tidak langsung di dalam dan sekitar Kawasan The Mandalika mengenai banyaknya manfaat dari menanam pohon. “Menanam pohon ini bisa menjadi salah satu peran kita sebagai pengelola kawasan dan juga pemegang kepentingan di The Mandalika dalam upaya menjaga keseimbangan lingkungan. Karena, di samping dapat memperindah dan mempercantik tempat wisata, juga dapat meningkatkan suplai oksigen, apalagi dengan adanya aktivitas konstruksi di kawasan ini. Disamping itu, mengingat Mandalika ini adalah tanah yang tergolong kering atau tandus, melalui penghijauan kami harap bisa mengurangi potensi erosi tanah dan menghindari banjir jika terjadi hujan yang berkepanjangan”, tutup Karioka.
Read MoreJAKARTA, 28 OKTOBER 2020 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola destinasi pariwisata The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika, NTB, berkomitmen selalu memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat baik melalui kegiatan bisnis maupun program PKBL dan CSR yang dilaksanakan di wilayah operasinya. Kegiatan PKBL yang dilaksanakan selama setahun kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir ini berupa penyerahan dana Program Kemitraan, Pelatihan serta kegiatan CSR terkait penanggulangan COVID-19 di desa-desa penyangga The Nusa Dua dan The Mandalika. Selama 365 hari ini, ITDC sebagai BUMN telah menyalurkan dana Program Kemitraan mencapai Rp4,73 miliar bagi UMKM, mencakup sektor pertanian/perkebunan, peternakan, dan kerajinan, yang tersebar di sejumlah wilayah di Bali dan NTB. UMKM yang mendapat penyaluran dana Program Kemitraan tersebut antara lain Kelompok Petani Kopi Robusta Tugu Sari Pajahan, Desa Pajahan Tabanan Bali; Kelompok Petani Kopi Arabika, Desa Mabi Kintamani, Bangli Bali; Kelompok Kopi Kaki Rinjani dengan produk Kopi Robusta “Telapen” di Kec. Batukliang Utara, Kab. Lombok Tengah, Kelompok Kerajinan Lampu Hias dan Bambu Purnama di Kec. Praya, Kab. Lombok Tengah; Kelompok Kerajinan Tenun Dharma Setya di Desa Sukarara, Kec. Jonggat, Kab. Lombok Tengah. Berikutnya, Kelompok Peternak Sapi Agro Sari Petang Badung di Desa Petang Badung Bali, Kelompok Petani Jeruk Siam dan Jeruk Katung di Kintamani Bangli, Kelompok Tenun songket Sidemen, Karangasem Bali, Tenun Aksara di Desa Gelgel, Klungkung Bali dan Tenun Songket PUTRI MAS Desa Pendem, Jembrana Bali. Tenun Songket Putri Mas di Desa Pendem, Kabupaten Jembrana, Bali ini merupakan salah satu mitra binaan unggulan ITDC yang sukses mengembangkan usahanya. Dengan bimbingan dari ITDC dan dana capacity building program PK ITDC, usaha kecil ini telah mampu berinovasi pada alat tenun songket sehingga dapat menciptakan kain songket tanpa sambungan dan mampu memasarkan produk tenunnya hingga ke luar negeri. VP Corporate Secretary ITDC Miranti N. Rendranti mengatakan, “Sebagai BUMN, ITDC berkomitmen selalu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di sekitar wilayah kerja kami baik melalui program PKBL maupun CSR. Pemberdayaan UMKM melalui Program kemitraan ini merupakan salah satu wujud kontribusi kami dalam pengembangan ekonomi rakyat serta dukungan bagi UMKM yang merupakan sektor ekonomi penopang perekonomian nasional. Hal ini juga merupakan wujud nilai Amanah dan Loyal yang merupakan bagian AKHLAK yang menjadi core value BUMN sesuai yang telah ditetapkan Kementerian BUMN.” Selama setahun terakhir, ITDC juga telah melakukan pelatihan bagi masyarakat di Bali dan NTB, khususnya bagi masyarakat desa penyangga. Pelatihan yang diberikan menitikberatkan pada peningkatan kapasitas SDM di bidang penunjang industri pariwisata sehingga masyarakat dapat mengambil peran aktif dalam pengembangan pariwisata di wilayah mereka masing-masing. Pelatihan tersebut antara lain Pelatihan Bahasa Mandarin bagi 30 orang anggota paguyuban pedagang The Nusa Dua agar mereka dapat berkomunikasi dengan wisatawan dari Cina; Pelatihan Pembuatan Pie Jeruk dan Selai Jeruk kepada Mitra Binaan ITDC yang diikuti oleh 20 orang petani jeruk Desa Katung Kintamani Bangli; Pelatihan Akuntansi Sederhana UKM dan Aplikasi Berbasis Android yang diikuti oleh 34 peserta yang berasal dari mitra UMKM Bazaar Mandalika; serta Pelatihan Pengelolaan Homestay & Pelatihan Tour Guide, Desa Pinge, Kabupaten Tabanan, Bali. Kemudian, Pelatihan Kewirausahaan yang diikuti oleh 103 orang berasal dari masyarakat desa penyangga, Pelatihan Budidaya Jamur serta Olahan bagi masyarakat desa penyangga The Mandalika yang diikuti oleh 48 orang peserta dengan hasil pelatihan berupa jamur mentah hasil budidaya, olahan jamur crispy dan sate jamur; Pelatihan Tata Rias bagi masyarakat desa penyangga yang diikuti 27 orang peserta dengan hasil pelatihan adalah peserta membuka salon sendiri dan menyediakan jasa make up; Pelatihan Handicraft berbahan rajut dan cara pemasaran yang diikuti oleh 28 orang peserta yang berasal dari masyarakat desa penyangga. ITDC juga telah memberikan Pelatihan Semi Online Digital Marketing bagi UMKM di The Nusa Dua dan The Mandalika. Pelatihan Semi Online Digital Marketing yang digelar di The Nusa Dua diikuti oleh 24 orang anggota paguyuban The Nusa Dua. Melalui pelatihan ini, peserta belajar pengetahuan dasar penjualan melalui media online secara efektif dari rumah. Pelatihan ini dilakukan bekerjasama dengan MarkPlus sebagai fasilitator pelatihan dan Ibu Alya Mirza dari CV. Brand Indonesia sebagai narasumber dalam pelatihan tersebut. Sementara Pelatihan Semi Online Jualan Efektif dari Rumah di The Mandalika diikuti oleh 24 orang. pelatihan di The Mandalika ini terselenggara bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Bisnis PPKP sebagai fasilitator pelatihan dan Ir. Lindrawaty Angkawijaya, MM dan Raden Bagus Faizal Irany Sidharta, SE, MM dari Gojek Wilayah Bali – Nusa Tenggara sebagai narasumber dalam pelatihan tersebut. Selain itu, ITDC bekerjasama dengan PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) telah menyelenggarakan Pelatihan dan Pendampingan Kewirausahaan (Ekonomi Kreatif) Perempuan di KEK Mandalika. Pelatihan yang diberikan berupa keterampilan memasak dan pengemasan makanan khas Lombok untuk industri rumah tangga yang diikuti oleh 27 orang wanita yang berasal dari desa penyangga The Mandalika. “Pelaksanaan pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasi kami tidak hanya dilakukan oleh ITDC sendiri, namun juga dengan menggandeng stakeholder khususnya mitra kerja kami. Hal ini kami lakukan sebagai wujud penerapan nilai Kolaboratif yang merupakan salah satu bagian core value BUMN. Kami optimistis melalui kegiatan yang bersifat kolaboratif akan memperluas cakupan layanan PKBL dan CSR kami sehingga semakin banyak masyarakat yang mendapatkan manfaat dari program tersebut,” terang Miranti. Dalam masa Pandemi ini, ITDC juga turut aktif melakukan usaha pencegahan penularan COVID-19 dan memberikan bantuan guna mengurangi beban masyarakat di seputar The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika, NTB. ITDC telah memberikan sebanyak 1700 paket bantuan sembako untuk masyarakat terdampak pandemi di desa-desa penyangga The Nusa Dua dan The Mandalika. Selain itu, telah dibagikan pula peralatan dan perlengkapan pencegahan penularan COVID-19 ke desa-desa penyangga The Nusa Dua dan The Mandalika berupa masker kain, sarung tangan latex, Sabun cuci tangan, Washtafel portable, Alat semprot/Handsprayer 16L, Handsanitizer, Cairan Disinfektan, dan jerigen. “Kegiatan ini merupakan wujud tanggung jawab sosial kami kepada masyarakat khususnya warga yang berada di desa penyangga The Nusa Dua dan The Mandalika. Kami berharap kegiatan yang kami lakukan tersebut dapat membantu mengurangi beban masyarakat desa penyangga di masa Pandemi. Selain itu, melalui berbagai kegiatan PKBL dan CSR yang kami lakukan, kami berharap masyarakat semakin merasakan manfaat ekonomi dan sosial dari keberadaan BUMN khususnya ITDC di wilayah mereka,” tutup Miranti. #365HariUntukIndonesia
Read MoreSepakat Bersinergi Bersama Warga Lokal Bangun MasjidTHE MANDALIKA, 21 OKTOBER 2020 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua Bali dan KEK Pariwisata Mandalika/The Mandalika, Lombok, NTB pada hari ini melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan Masjid Al-Hakim di Dusun Ujung Daye, Desa Kuta, Lombok Tengah, NTB. Pembangunan tempat ibadah ini merupakan bentuk kerjasama ITDC dengan masyarakat sebagai bentuk pertanggungjawaban dan kesepakatan bersama warga atas relokasi masjid yang sebelumnya terbangun di salah satu titik di area Jalan Kawasan Khusus (JKK) The Mandalika. Peletakan batu pertama untuk pembangunan Masjid Al-Hakim ini dihadiri oleh Bupati Lombok Tengah Moh. Suhaili F.T, beserta jajaran perwakilan forkopimda Kabupaten Lombok Tengah, Ketua MUI Kabupaten Lombok Tengah Minggre Hamy, Kepala Desa Kuta Mirate bersama tokoh agama dan perangkat desa Kuta lainnya. Turut hadir mendampingi perwakilan dari BUMN yakni Project Manager PT KSO WIKA-BRL Fauzy Ramadhan, Project Manager PT PP (Persero) Yovi Hendra, Managing Director The Mandalika, I Wayan Karioka bersama jajaran manajemen ITDC dengan tetap menerapkan protokol The New Normal sesuai anjuran pemerintah. Acara diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh Bupati Lombok Tengah, tokoh masyarakat dan agama yakni Lalu Nawarman dan Ustad Lalu Ahmad Lutfi Ghazali, Managing Director The Mandalika dan dilanjutkan dengan acara inti peletakan batu pertama yang disambut baik oleh pemerintah desa penyangga The Mandalika dan tokoh masyarakat perwakilan dari Desa Kuta. Pembangunan masjid ini dilaksanakan di lahan seluas 1.700 m² dengan luas bangunan 303,75 m² bertempat di Hak Pengelolaan Lahan (HPL) 16 di Dusun Ujung Daye, Desa Kuta Lombok Tengah, merupakan lahan milik ITDC yang ditukar dengan lahan yang berstatus enclave di area pembangunan JKK, The Mandalika. Masjid yang direlokasi tersebut sebelumnya terbangun di Dusun Ujung Lauk, Desa Kuta pada lahan seluas 1.200 m² dengan bangunan seluas 150 m². Penggunaan lahan milik ITDC ini bersifat permanen sesuai dengan kesepakatan ITDC dengan masyarakat. Masjid ini nantinya dapat menampung lebih banyak jamaah dari sebelumnya dikarenakan memiliki kapasitas yang lebih besar dengan 2 tingkat bangunan. Dalam sambutannya, Bupati Lombok Tengah, Moh. Suhaili F.T, menyampaikan, “Kami mewakili pemerintah dan masyarakat di Lombok Tengah mengucapkan terima kasih kepada ITDC atas kesediaan memulai pembangunan masjid Al-Hakim ini. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam membangun The Mandalika secara berkesinambungan, dikarenakan pembangunan tidak hanya pada fisiknya saja namun juga spiritual yang diutamakan sebagai kepentingan masayrakat bersama. Salah satunya adalah melalui pembangunan masjid yang juga bersamaan dengan pengerjaan proyek JKK”, tutur Suhaili. Managing Director The Mandalika, I Wayan Karioka menyampaikan bahwa, “Pembangunan masjid ini memiliki nilai total Rp 3,5 Miliar yang akan dibangun secara bertahap menyesuaikan dengan ketersediaan dana dari ITDC dan wakaf. Kegiatan ini juga merupakan alokasi program Corporate Social Responsibility (CSR) ITDC terhadap masyarakat yang terdampak dengan pengembangan dan pembangunan Kawasan The Mandalika. Tidak hanya itu, proyek ini juga memaksimalkan penggunaan tenaga kerja lokal di The Mandalika dan sekitarnya, terutama masyarakat Desa Kuta”, jelas Karioka. Sebelumnya, tim Departemen Agama Kabupaten Lombok Tengah bersama ITDC, tim kepanitiaan pembangunan Masjid Al-Hakim yang terdiri dari warga Desa Kuta, tokoh agama beserta Kepala Dusun setempat telah melakukan pengukuran arah kiblat untuk masjid ini pada 14 Oktober 2020. “Kami sangat berterima kasih dengan adanya antusiasme dari masyarakat yang juga didukung oleh pemerintah daerah setempat dalam membangun tempat ibadah di Dusun Ujung Daye ini. Kami harap, Masjid Al-Hakim ini dapat bermanfaat bagi seluruh umat muslim di Desa Kuta dalam menjalankan ibadah 5 waktu. Semoga dukungan-dukungan ini tidak pernah putus sehingga pembangunan The Mandalika dapat berjalan dengan lancar”, tutup Karioka.
Read MoreITDC Pastikan Pembangunan JKK tetap berjalanJakarta, 14 Oktober 2020 – Menanggapi rekomendasi dari Komite Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang disampaikan dalam pertemuan penyelesaian klaim lahan antara PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Komnas HAM, Forkopimda NTB yang berlangsung hari ini, Rabu, (14/10) di Gedung Graha Bhakti Praja, Kantor Gubernur NTB, Mataram, NTB, kami menyatakan bahwa 1. ITDC menghormati rekomendasi Komnas HAM yg telah disampaikan pada pertemuan hari ini. Namun kami masih perlu untuk melakukan verifikasi lebih lanjut atas rekomendasi tersebut. 2. ITDC berharap permasalahan klaim lahan ini dapat segera diselesaikan dengan tetap berpijak pada koridor hukum dan aturan yang berlaku. 3. Kami menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan serta kerja cepat semua pihak dalam mendukung percepatan penyelesaian permasalahan klaim lahan ini. Di lain pihak, kami juga memastikan bahwa proses penyelesaian klaim lahan ini tidak akan mengganggu kegiatan pembangunan The Mandalika, khususnya pembangunan Jalan Kawasan Khusus (JKK). Saat ini, pembangunan tetap berjalan sesuai target dan rencana, karena kami hanya membangun di lahan yang masuk dalam HPL ITDC yang telah berstatus clean and clear. “Sebagai BUMN, kami menjalankan operasional perusahaan dengan berpegang pada core value AKHLAK seperti yang ditetapkan oleh Kementerian BUMN, serta menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia. Dengan dukungan semua pihak, kami optimis permasalahan ini dapat segera diselesaikan sehingga kami dapat menyelesaikan target pembangunan JKK pada pertengahan 2021 mendatang,” tutup VP Corporate Secretary ITDC Miranti N. Rendranti.
Read MoreJAKARTA, 3 OKTOBER 2020 - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua Bali dan KEK Pariwisata Mandalika/The Mandalika, Lombok, NTB berkomitmen meneruskan pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) The Mandalika dan mempercepat proses pembebasan lahan enclave melalui jalur konsinyasi. Saat ini proses pembebasan lahan telah memasuki tahapan konsinyasi (penitipan uang ganti rugi) di Pengadilan Negeri Praya, mengingat pemilik lahan tidak sepakat dengan nilai hasil appraisal. Proses konsinyasi ini telah sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun 2012. Untuk tahap pertama, telah didaftarkan dan disetorkan oleh pihak ITDC ke PN Praya untuk dikonsinyasi kepada 9 orang pemilik lahan enclave untuk tanah seluas 16,992 m2 dengan total dana sekitar Rp16,9 miliar pada 11 September lalu. Lahan enclave adalah lahan yg terletak di dalam deliniasi KEK Mandalika, namun belum pernah dibebaskan oleh ITDC atau LTDC sebelumnya; dan tidak tumpang tindih dengan HPL ITDC. Saat ini, total lahan enclave seluas ± 9,51 ha (31 bidang) yang dalam proses pembebasan. Dalam hal ini, ITDC telah menawarkan sejumlah skema pembebasan lahan kepada pemilik lahan enclave, antara lain pemberian ganti untung dan tukar guling. Nilai ganti untung maupun tukar guling adalah sesuai hasil appraisal yang telah ditentukan oleh penilai independen. Di luar lahan enclave, seluruh lahan yang masuk HPL ITDC telah berstatus clean and clear berdasarkan hasil verifikasi oleh Tim Terpadu yang dibentuk berdasarkan SK Gubernur NTB serta telah mendapat putusan hukum tetap dari Pengadilan. Status lahan enclave ini berbeda dengan lahan yang diklaim kepemilikannya oleh warga. Untuk lahan enclave, ITDC mengakui dasar kepemilikan lahan enclave oleh pemilik. Oleh karena itu, saat ini tengah dilakukan proses pembebasan lahan. Sementara untuk lahan yang diklaim adalah lahan yang diklaim kepemilikannya atau dikuasai oleh warga masyarakat, namun lahan tersebut berada di dalam HPL ITDC (tumpang tindih). Dalam hal ini warga tidak memiliki bukti-bukti kepemilikan hak atas tanah sesuai ketentuan UU Pokok Agraria. Penyelesaian lahan klaim ini hanya dapat dilakukan melalui jalur hukum yaitu warga yg mengklaim menggugat ke pengadilan.“Proses pembebasan lahan enclave terus kami upayakan di tengah situasi Pandemi ini, dan kami optimis melalui konsinyasi ini proses akan selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kami juga memastikan bahwa proses pembebasan lahan ini tidak akan mengganggu kegiatan pembangunan The Mandalika, khususnya pembangunan Jalan Kawasan Khusus (JKK). Saat ini, pembangunan tetap berjalan sesuai rencana karena kami hanya membangun di lahan yang masuk dalam HPL ITDC yang telah berstatus clean and clear,” ujar Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC, Ngurah Wirawan.Mengenai proyek JKK, ITDC menegaskan pembangunan tetap berjalan sesuai rencana dan target. Saat ini pembangunan dibagi dalam 2 kegiatan utama, yaitu pekerjaan ground work/galian, timbunan dan pemadatan tanah, dan pekerjaan lapisan akhir (pengaspalan) dan pekerjaan tunnel. Pekerjaan ground work/galian, timbunan dan pemadatan tanah oleh kontraktor WIKA-BRL per tanggal 28 September 2020 dengan progres sudah mencapai ± 76%. Sementara pekerjaan lapisan akhir (pengaspalan) dan pekerjaan tunnel oleh kontraktor PT PP (Persero) sudah mulai dikerjakan dan direncanakan akan selesai pada bulan Juni 2021.“Pembangunan JKK kami targetkan akan selesai pada bulan Juni 2021. Kami optimis JKK akan rampung sesuai dengan target karena pekerjaan konstruksi tetap kami laksanakan dengan baik, tentunya dengan mengedepankan protokol kesehatan untuk para pekerja kontraktor, serta kebutuhan bahan baku/material, alat dan pekerja masih dapat terpenuhi sampai saat ini. Kami berharap dukungan semua pihak agar Proyek Strategis Nasional ini dapat berjalan dengan lancar,” terang Ngurah Wirawan.Di luar itu, saat ini ITDC bekerjasama dengan Pemkab Lombok Tengah menyiapkan hunian relokasi sementara seluas lebih kurang 2,5 hektar (ha) yang berada di HPL 94 milik ITDC di Desa Mertak, Lombok Tengah bagi warga yang tidak memiliki bukti kepemilikan tanah yang sah di The Mandalika sesuai hasil verifikasi Tim Tanah FORKOPIMDA yang dibentuk berdasarkan SK Gubernur NTB. Di lokasi hunian sementara tersebut, masing-masing KK akan menempati kavling seluas lebih kurang 100 m2 untuk digunakan sebagai tempat tinggal dan untuk menjalankan penghidupannya. Penggunaan lahan milik ITDC ini bersifat pinjam pakai atas dasar surat dari Bupati Lombok Tengah kepada ITDC untuk peminjaman lahan tersebut. Selain meminjamkan lahan, ITDC juga menyiapkan infrastruktur dasar relokasi sementara dimana progres penyiapan infrastruktur dasar ini telah mencapai 90 persen. Ke depan, seluruh warga yang direlokasi akan ditempatkan di relokasi permanen/hunian tetap seluas 2 ha di Dusun Ngolang, Desa Kuta, Lombok Tengah, setelah lokasi tersebut siap. Pembangunan hunian permanen ini akan dilaksanakan oleh Pemkab Lombok Tengah bersama dan dibantu oleh Kementerian PUPR melalui Satuan Non Vertikal Permukiman NTB untuk pembangunan hunian pariwisata permanen.“Relokasi warga ini merupakan salah satu bentuk kepedulian ITDC dalam melaksanakan pengembangan The Mandalika khususnya penyelesaian permasalahan lahan dengan tetap memperhatikan hak dan kebutuhan masyarakat. Kegiatan relokasi ini dilaksanakan atas persetujuan warga yang akan direlokasi. Mereka akan tinggal di hunian sementara ini hingga hunian tetap bagi mereka telah tersedia dan layak huni,” tutup Ngurah Wirawan.
Read MoreSaat ini, diperkirakan pembangunan The Mandalika menyerap tenaga kerja lokal lebih dari 3000 orang selama proyek berlangsungJAKARTA, 23 SEPTEMBER 2020 – Di tengah kondisi Pandemi, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan KEK Mandalika/The Mandalika, NTB, terus melakukan pengembangan kawasan destinasi pariwisata yang dikelolanya. Salah satu proyek pengembangan yang tengah dilaksanakan di The Mandalika adalah Proyek Pink Mandalika. Proyek Pink Mandalika adalah proyek penanaman bunga Bougainville berwarna pink di tujuh bukit di seputar area Jalan Khusus Kawasan (JKK) dengan total lahan yang akan ditanami mencapai 26,5 ha dengan rencana total penanaman 500.000 bibit dalam 3 tahun mendatang. Sejak Mei 2020 lalu, ITDC tengah melakukan penanaman tahap I di satu bukit seluas ±4 ha dan telah ditanam sebanyak ±16.200 bibit Bouganville pink/ungu dari target penanaman bibit sebanyak 40.000 bibit pada tahun 2020 di bukit tersebut. Pemilihan bunga Bouganville untuk ditanam di bukit ini karena ketahanan bunga ini terhadap panas dan sesuai dengan iklim Indonesia yakni iklim tropis, kondisi iklim mikro (area pesisir), daerah yang kurang air, dan mudah berkembang biak. Selain penanaman bibit, saat ini telah dilaksanakan pula pekerjaan infrastruktur penunjang Pink Mandalika yaitu penyiapan sumur, jaringan irigasi area, penyiapan lubang tanam dan pupuk komposting serta jalan akses untuk pemeliharaan. Proyek tahap I ini sendiri ditargetkan akan selesai pada Desember 2020. Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC Ngurah Wirawan mengatakan, “Proyek dengan tema Pink Hill ini merupakan proyek atraksi wisata yang menggabungkan konsep wisata bunga atau wisata alam dengan program konservasi lingkungan. Pink Hill yang terletak di sekitar JKK ini akan menjadi obyek wisata baru yang dapat dinikmati oleh wisatawan saat berkunjung ke The Mandalika sekaligus menjadi pemandangan yang menarik saat berlangsungnya event balap motor di The Mandalika.”. Proyek ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Provinsi NTB dalam menyalurkan pupuk komposting dan bibit bunga. Selain itu, proyek dilaksanakan dalam bentuk program padat karya dengan melibatkan masyarakat sekitar yang berasal dari desa penyangga The Mandalika khususnya masyarakat yang terdampak Covid-19. Saat ini, telah terserap sejumlah kurang lebih 15 orang warga lokal yang berasal dari Desa Sukadana, Lombok Tengah, dimana mereka dilibatkan untuk bekerja sebagai Gardener, Perawat Tanaman dan Operasional Taman. “Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh Kementerian dan lembaga terkait dalam pembangunan Pink Hill, sampai saat ini proses penanaman berjalan dengan lancar, dan kami yakin dapat menyelesaikan pembangunan tahap pertama pada akhir tahun ini,” tambah Ngurah Wirawan. Selain Proyek Pink Mandalika, ada sejumlah proyek aktif lain dalam kawasan yang juga dilaksanakan dengan melibatkan warga sekitar The Mandalika, antara lain: proyek pembangunan pengendali banjir yang dilaksanakan bekerjasama dengan instansi PU Balai Wilayah Sungai dengan serapan tenaga kerja lokal mencapai 34 orang, proyek pembangunan jalan akses gerupuk menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 80-90 orang, dan proyek JKK diperkirakan menyerap tenaga kerja lokal (langsung dan tidak langsung saat proyek masih berjalan) sebanyak ±3.000 orang. “Kami sebagai BUMN pengembang destinasi pariwisata, berkomitmen untuk terus menjalankan tugas dalam mengembangkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) The Mandalika seperti yang telah diamanahkan Pemerintah kepada kami. Pelibatan masyarakat sekitar The Mandalika untuk menjadi subyek dalam pengembangan destinasi wisata ini merupakan salah satu fokus perhatian kami sehingga semakin banyak masyarakat khususnya warga NTB dan Lombok Tengah yang merasakan manfaat sosial ekonomi dari keberadaan ITDC dan The Mandalika,” tutup Ngurah Wirawan.
Read MoreITDC Bersama Pelaku Pariwisata Melepas TukikTHE MANDALIKA, 15 SEPTEMBER 2020 – PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika, Lombok, NTB, hari ini melakukan pelepasan 50 tukik (anak penyu) di area Pantai Kuta, The Mandalika. Aksi peduli lingkungan ini dilaksanakan oleh Tim Operasional ITDC bersama 20 orang yang terdiri dari pelaku pariwisata di dan sekitar The Mandalika beserta anak-anak, wisatawan mancanegara, wisatawan domestik, dan warga setempat. Managing Director The Mandalika, I Wayan Karioka mengatakan, “Pelepasan tukik atau anak penyu kembali ke habitatnya di laut adalah salah satu upaya pelestarian penyu yang tergolong ke dalam satwa langka dan dilindungi oleh undang-undang. Selain sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup, aksi pelepasan tukik ini juga telah memperoleh antusiasme dari pelaku industri pariwisata, sehingga sangat pas untuk dijadikan sebagai salah satu atraksi yang dapat dilakukan oleh wisatawan di The Mandalika.”. Antusiasme dari pengunjung disampaikan oleh salah satu wisatawan domestik dari Jogjakarta yang menyampaikan bahwa dirinya sangat senang untuk melakukan aksi pelepasan tukik ini. “Saya sangat gembira melepaskan tukik ini ke laut karena memberikan pelajaran bagi kami terutama anak-anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan menyayangi binatang. Kegiatan ini patut diapresiasi sekaligus menambah perspektif kita tentang arti dan aksi nyata pelestarian satwa liar yang dilindungi,” ujarnya. Operations Head The Mandalika, I Made Pari Wijaya menambahkan bahwa bermunculannya tukik di perairan The Mandalika diduga disebabkan oleh menetasnya telur-telur penyu di area Pantai Kuta di malam hari pada Senin (14/9). “Pantai Kuta, The Mandalika, merupakan area pantai berkarang yang cocok menjadi lokasi penyu bertelur. Munculnya 50 tukik ini sudah berlangsung ketiga kalinya dalam rentang waktu beberapa bulan terakhir,” jelas Pari. Sebelumnya, terdapat 80 – 100 tukik yang menetas di area Kuta Beach Park The Mandalika pada bulan Juli lalu. Tukik tersebut seluruhnya dilepaskan bersama dengan wisatawan yang berkunjung ke The Mandalika. Melalui aksi ini ITDC berharap dapat membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian penyu yang secara terus menerus bermigrasi dan hidup di seluruh perairan Indonesia. “Dengan adanya kegiatan ini, diharap dapat membangun kesadaran kita semua mengenai pentingnya konservasi alam bagi kelangsungan hidup hewan langka, salah satunya penyu sehingga bisa membuat kita lebih menyayangi lingkungan kita bersama,” tutup Karioka.
Read MoreFaktor kesehatan menjadi fokus utama ITDC dalam mengelola kawasan di masa tatanan kehidupan era baruJAKARTA, 10 SEPTEMBER 2020 – Sejak dibukanya kembali kawasan pariwisata The Nusa Dua bagi kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) bertepatan dengan pembukaan Bali pada 31 Juli lalu, jumlah kamar tersedia (room available) di destinasi pariwisata terpadu yang dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola destinasi pariwisata The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika, NTB ini, terus meningkat. Hingga saat ini, kamar hotel tersedia mencapai 3.685 kamar yang dioperasikan oleh 12 tenant hotel. Jumlah tersebut meningkat dari 2.410 kamar yang dioperasikan oleh 7 tenant hotel sebelum 31 Juli 2020. Selain 12 tenant hotel, telah beroperasi juga Bali Collection dan Museum Pasifika, yang semuanya telah memperoleh Sertifikat Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru Bidang Pariwisata yang dikeluarkan oleh Pemprov Bali sebagai syarat pengoperasian usaha dan destinasi wisata di era new normal. Di luar itu masih ada 13 tenant yang tengah dalam proses sertifikasi, dan sebagai sebuah destinasi pariwisata terpadu, The Nusa Dua sendiri juga telah memperoleh Sertifikat Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru. Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC Ngurah Wirawan mengatakan, ”Sejak dibuka kembali bagi kunjungan wisnus pada 31 Juli lalu, bisnis pariwisata di The Nusa Dua mulai berangsur-angsur bergerak kembali, yang ditunjukkan melalui peningkatan jumlah kamar tersedia dan atraksi di dalam kawasan yang siap menerima kunjungan wisatawan. Peningkatan operasional ini kami barengi dengan penyiapan dan monitoring penerapan protokol kesehatan tersertifikasi yang ketat, untuk menjadikan The Nusa Dua sebagai destinasi pariwisata yang aman dan nyaman di tengah pandemi". Penyiapan protokol tersertifikasi di The Nusa Dua ini telah meningkatkan kepercayaan stakeholders terhadap The Nusa Dua yang terwujud dalam mulai meningkatnya occupancy rate dan terselenggaranya sejumlah kegiatan instansi pemerintah maupun swasta. "Meningkatnya jumlah kamar tersedia, occupancy rate, serta jumlah kegiatan di The Nusa Dua, telah memberikan dampak terhadap bekerjanya kembali pekerja wisata yang selama ini dirumahkan serta peningkatan taraf ekonomi mereka karena sudah bisa mulai bekerja kembali. Kami menyambut gembira geliat positif ekonomi ini, namun kami akan tetap memastikan penerapan protokol kesehatan oleh semua pihak di dalam kawasan, karena masalah kesehatan tetap merupakan prioritas kami sebagai pengelola kawasan”, ujar Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita. Sebagai bentuk penerapan protokol kesehatan di Kawasan The Nusa Dua, pemeriksaan kesehatan dimulai dari pintu gerbang utama The Nusa Dua dengan melakukan pemeriksaan kendaraan dan pengunjung, pemeriksaan identitas diri dan reservasi tempat yang dituju yang merupakan salah satu syarat masuk ke Kawasan The Nusa Dua. ITDC akan memastikan wisatawan menggunakan masker selama beraktivitas dalam kawasan, selalu mencuci tangan dengan teratur dan melakukan physical distancing. Untuk memastikan pelaksanaan physical distancing, ITDC menerapkan crowd management dengan membatasi jumlah pengunjung di suatu lokasi maksimal 25 orang, dan menerapkan Queue and Interaction Management dengan mengatur jarak antrian pengunjung sehingga dapat mencegah penumpukan pengunjung. ITDC juga menggunakan sistem cashless berupa penggunaan sistem QRIS untuk transaksi wisatawan di seluruh area The Nusa Dua sehingga mengurangi interaksi melalui sentuhan. Selain menggunakan QRIS, pengunjung dapat menggunakan debit dan kartu kredit semua Bank, E – Wallet, E – Money semua bank, dan Online Channel untuk bertransaksi. Selain itu, fasilitas penunjang pelaksanaan protokol kesehatan juga telah disiapkan didalam kawasan antara lain tempat cuci tangan sebanyak 5 lokasi, signage physical distancing sebanyak 14 titik dan toilet. Untuk memastikan tingkat hygene kawasan, kegiatan penyemprotan disinfektan juga dilakukan secara rutin dan terjadwal sebanyak 2 kali sehari. Sebagai pengelola kawasan, ITDC juga terus memberikan himbauan kepada tenant dan pengunjung agar selalu menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan konsisten. “Kami terus melakukan promosi kawasan The Nusa Dua dan menginformasikan protokol kesehatan yang telah kami terapkan melalui berbagai kanal komunikasi agar kepercayaan masyarakat terhadap keamanan The Nusa Dua terus meningkat sehingga mereka tidak ragu untuk memilih The Nusa Dua sebagai tempat berwisata mereka di masa tatanan kehidupan era baru ini. Kami percaya dengan protokol kesehatan yang telah kami terapkan serta dukungan dari semua pihak untuk menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan konsisten, kawasan The Nusa Dua akan terus steril dari penularan COVID-19 sekaligus dapat membangkitkan kembali bisnis pariwisata di The Nusa Dua dan Bali,” tutup Ngurah Ardita.
Read More